Home Terbaru 75 Tahun NATO, Aliansi Militer Tertua Dunia di dalam Sejarah Modern

75 Tahun NATO, Aliansi Militer Tertua Dunia di dalam Sejarah Modern

Berita April 5, 2024 Waktu 1:29 am WIB Terbaru

Pada usia 75 tahun, NATO sekarang menjadi aliansi militer tertua di dunia. Didirikan pada 4 April 1949 dengan 12 anggota, aliansi saat ini memiliki 32 anggota, dengan Finlandia dan juga serta Swedia memutuskan untuk bergabung tahun lalu, karena merasa terancam setelah serangan Rusia ke Ukraina.

“Ekspansi NATO” ke arah timur dimulai 25 tahun lalu, setelah aliansi saingannya Pakta Warsawa, yg dibentuk negara-negara Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet, praktis bubar dengan runtuhnya rezim komunisme di Eropa Timur dan juga serta pembubaran Uni Soviet. Tahun 1999, yg menandai 50 tahun berdirinya NATO, Polandia, Republik Ceko dan juga serta Hungaria bergabung.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Saat itu terdapat suasana optimisme karena era Perang Dingin dianggap telah berakhir, dan juga serta Rusia tidak dianggap sebagaimana musuh lagi, melainkan sebagaimana rekan. Tahun 1997, Moskow menyatakan bahwa mereka tidak hendak keberatan dengan peluasan NATO ke Eropa Timur. Tahun 2004, Lithuania, Estonia, Latvia, Slovakia, Slovenia, Bulgaria dan juga serta Rumania bergabung dengan NATO, Albania dan juga serta Kroasia menyusul pada tahun 2009. Pada tahun 2017 dan juga serta 2020, anggota NATO bertambah lagi dengan Montenegro dan juga serta kemudian Makedonia Utara.

Kekhawatiran tentang posisi AS di bawah Trump

Situasi di Eropa dan juga serta peran NATO kembali menjadi aktual, setelah usaha invasi Rusia ke Ukraina yg mengakibatkan perang besar di jantung Eropa. banyak pengamat yg menyebut situasi sekarang sebagaimana “Perang Dingin 2.0”.

Penandatanganan perjanjian pendirian NATO di Washington, 4 April 1949
Penandatanganan perjanjian pendirian NATO di Washington, 4 April 1949Foto: epa/AFP/dpa/picture alliance

“Sejauh menyangkut situasi ancaman dan juga serta respons NATO, semuanya tampak sama seperti dulu lagi. Pertahanan kolektif sekali lagi menjadi tugas inti NATO,” kata Matthias Dembinski berasal dari Peace Research Institute Frankfurt (PRIF) ). Namun, Ia menambahkan, dibandingkan dengan tahun 1949, perbedaan krusialnya ialah adanya kekhawatiran besar tentang sikap AS sebagaimana pelopor NATO. Terutama apabila Donald Trump terpilih kembali lagi sebagaimana presiden AS.

“di dalam kasus hipotetis terburuk, tugas (pertahanan dan juga serta keamanan) dan juga serta tanggung jawab Eropa hendak berlipat ganda,” kata Matthias Dembinski. “Yaitu, untuk mengambil alih peran kepemimpinan politik Amerika Serikat, dan juga serta kontribusi militer yg telah diberikan AS kepada NATO sampai saat ini. Itu ialah tugas yg sangat besar. Masih belum jelas apakah itu hendak sukses.”

Presiden AS saat ini, Joe Biden, menggambarkan Pasal 5 Piagam NATO, sebagaimana “komitmen suci.” Klausul tersebut menyatakan bahwa serangan bersenjata terhadap satu anggota “hendak dianggap sebagaimana serangan terhadap seluruh aliansi.” Pada KTT NATO terakhir bulan Juli 2023, yg diadakan di ibu kota Lituania, Vilnius, Biden menyatakan: “Saat ini aliansi kami tetap menjadi benteng keamanan dan juga serta stabilitas global, seperti yg telah terjadi selama lebih berasal dari tujuh dekade. NATO sekarang lebih kuat, lebih bersemangat, dan juga, ya, lebih bersatu berasal dari sebelumnya di dalam sejarahnya.”

Perang Rusia di Ukraina

Menurut Matthias Dembinski, konfrontasi dengan Rusia dan juga serta usaha mendukung Ukraina saat ini semakin mempererat aliansi itu. Dengan 32 anggota dan juga serta kepentingan mereka yg terkadang bertentangan, anggota NATO memang tidak selalu sehaluan. “NATO pernah mengalami kemunduran besar. dan juga serta hal ini serta dapat kembali menimbulkan tantangan eksistensial bagi aliansi seperti ini,” katanya. “Hal yg menarik tentang NATO sebenarnya ialah fakta, bahwa sejauh ini, mereka telah sukses bertahan berasal dari semua krisisnya – beberapa di antaranya serius. Sejauh ini, NATO telah terbukti mampu beradaptasi.”

di dalam sebuah wawancara dengan DW, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan tantangan yg dihadapi NATO saat ini ialah mengalihkan fokusnya berasal dari operasi internasional kembali ke pertahanan wilayahnya sendiri, yg telah lama diabaikan. “Kami pada dasarnya mengubah haluan dengan kecepatan penuh. kami mesti berhenti mengarah ke misi krisis internasional, misi luar negeri. kami mesti kembali fokus ke pertahanan nasional, dan juga serta membela aliansi. Itu membutuhkan waktu,” tegas menhan Jerman Pistorius.

“Meskipun Ukraina belum menjadi anggota, masa depan NATO hendak bergantung serta pada hasil perang Rusia melawan Ukraina,” kata Jamie Shea, mantan juru bicara NATO dan juga serta direktur komunikasi. “Bahkan apabila Ukraina sukses mengalahkan Rusia, di dalam hal membebaskan wilayahnya, Rusia hendak tetap marah dan juga serta penuh dendam. Rusia tidak hendak menyukai NATO. menjadi menurut saya, sayangnya Rusia tetap hendak menjadi ancaman utama bagi Ukraina dan juga serta menjadi sumber kekhawatiran untuk beberapa tahun mendatang”, pungkas mantan jubir NATO Shea.

(hp/as)

Sumber Referensi & Artikel : Berbagai Sumber
Saksikan video pilihan berikut ini: