Home Terbaru El Nino dan juga La Nina Bertingkah Makin ‘Gila’ Imbas Pemanasan Global

El Nino dan juga La Nina Bertingkah Makin ‘Gila’ Imbas Pemanasan Global

Berita April 3, 2024 Waktu 1:04 pm WIB Terbaru

Daftar Isi


Jakarta, CNN Indonesia

Krisis iklim yg sedang memanaskan Bumi disebut memicu tingkah yg lebih ‘gila’ berasal dari fenomena El Nino dan juga La Nina. Bentuknya, perubahan frekuensi kemunculan dan juga serta kekuatannya.

“akibat berasal dari perubahan iklim sendiri terdapat beberapa. Pertama, durasi daripada peristiwa cuaca ekstrem itu lebih sering, contoh El Nino dan juga serta La Nina,” ungkap Guswanto di dalam Forum Merdeka Barat 9, Hari Senin (1/4).

La Nina merupakan anomali iklim yg berpusat di Samudera Pasifik yg dapat menambah curah hujan di Indonesia. Hasilnya, banjir, hujan, longsor lebih banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, El Nino, anomali yg berpusat di wilayah yg sama, memicu penurunan curah hujan dan juga serta kekeringan di RI.

Ia mengingatkan krisis iklim ini membuat periode La Nina dan juga serta El Nino, yg pada dasarnya ialah anomali iklim, makin cepat dan juga serta intensitasnya makin kuat.

ADVERTISEMENT

“Periodenya semakin rapat. Kedua, intensitasnya atau dampaknya lebih besar di mana dulu biasanya banjir cuma 3 hari hilang, sekarang biasanya sampai seminggu bahkan 2 minggu,” tuturnya.

Sebelum pemanasan global merajalela, Guswanto mengungkap periode kemunculannya antara 5 hingga 7 tahun sekali. Angkanya kemudian meningkat menjadi 3–5 tahun.

“dan juga sekarang cuma 2 sampai 1 tahun, bahkan,” lanjut dia.

Guswanto mencontohkannya dengan peristiwa La Nina yg terjadi terus menerus pada 2020, 2021, 2022, yg disebut sebagaimana tripple Deep La Nina. Setahun setelah itu, muncul El Nino yg kini kondisinya masih moderat.

El Nino lebih sering tapi tak sekuat dulu

Peneliti klimatologi di Badan Riset dan juga serta Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebut pemanasan global membuat El Nino lebih sering terjadi dibanding La Nina.

“Pemanasan global membuat El Nino lebih frequent, lebih sering dibanding La Nina,” ujarnya, ditemui di kantor pusat BRIN, akhir Januari lalu.

Namun demikian, efek krisis iklim ini memberi akibat berbeda terhadap El Nino dan juga La Nina. Erma menyebut pemanasan global membuat intensitas dan juga serta durasi El Nino tak sekuat dan juga serta sepanjang dahulu.

“Sering, tapi intensitasnya, kekuatannya tidak selalu kuat banget, enggak Super El Nino di atas 2 [derajat Celsius] seperti 1982, 1997, 2015,” urai dia.

Di bawah skenario pemanasan global, El Nino rata-rata terjadi sekitar 15 tahun sekali. Kini, jaraknya makin dekat, 7 hingga 8 tahun sekali.

“Dua kali frekuensinya lebih cepat untuk kategori strong, di atas 1,5 [derajat C], padahal sebelumnya 15 tahun [sekali]. Tapi, enggak hendak intenstiasnya di atas 2 [derajat C], super El Nino,” ucap Erma.

“Durasi El Nino walau lebih frequent, enggak lama, [enggak] multiyears.”

Hal ini dicontohkannya di dalam El Nino pada 2023 yg tak memicu kebakaran hutan dan juga serta lahan (karhutla) semasif periode El Nino sebelumnya.

Sementara, Erma menyebut pemanasan global membuat La Nina lebih kuat meski kemunculannya tak sebanyak El Nino. 

“La Nina sebaliknya. Global warming membuatnya enggak sesering El Nino tapi lebih strong, ucap dia.”

Kenapa fenomena ini terjadi? Erma menjawab bahwa ini ialah bagian dari mekanisme Bumi menyeimbangkan suhunya.

“Laut cs menyeimbangkan biar enggak seekstrem [fenomena] 2015,” ungkap dia.

Rekor-rekor panas

Guswanto mengatakan tahun 2023 memecahkan banyak rekor suhu imbas pemanasan global.

Rekor sebelumnya ialah tahun 2016, yg sempat dinyatakan sebagaimana tahun terpanas dengan peningkatan suhu mencapai 1,2 derajat dibanding level pra-industri.

“di dalam laporan terbaru tahun 2024 pemanasan global tertinggi itu sekitar 1,45 derajat di tahun 2023,” imbuh dia.

Kenaikan suhu yg tampak sepele itu nyatanya berdampak signifikan membuat Bumi.

“Kalau melihat parameter peningkatan suhu dampaknya cukup banyak, seperti tidak terdapat lagi salju abadi di Puncak Jaya (Papua), sekarang apabila dilihat telah berkurang dan juga serta cuma tinggal beberapa.”

“di dalam 10 tahun ke depan kemungkinan salju serta dapat hilang karena pemanasan global yg terjadi secara perlahan-alahan apabila tidak dilakukan mitigasi ataupun adaptasi terhadap perubahan iklim,” urai Guswanto.

Infografis Rekor-rekor Suhu Terpanas DuniaInfografis Rekor-rekor Suhu Terpanas Dunia. (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia)

Prediksi La Nina

Erma pun memprediksi La Nina segera muncul menyusul pudarnya El Nino tahun ini.

“Sesuai teori, El Nino kuat hendak diikuti La Nina kuat. Tapi tidak terjadi sebaliknya,” ungkap dia.

Pada Ikhtisar Cuaca Harian Hari Minggu (31/3), Indeks NINO 3.4 masih bernilai +1,05, masih Moderat, belum turun menjadi Netral, dan juga serta tidak berefek terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia.

Badan Kemaritiman dan juga serta Atmosfer AS (NOAA), di dalam update-nya per 1 April, mengungkap kondisi El Nino saat ini “teramati.”

Hal itu tampak berasal dari laporan di beberapa area pengukuran El Nino. Pusatnya ialah Nino 3.4. Berikut rinciannya:

+ Nino 4: 0,8º C
+ Nino 3.4: 1,0º C
+ Nino 3: 0,9º C
+ Nino 1+2: -0,4º C

Walau begitu, model-model iklim dunia menunjukkan El Nino mulai merealisasikan rencana ‘rehat’ mulai April.

NOAA mengungkap transisi berasal dari El Nino ke ENSO netral kemungkinan terjadi pada bulan April-Juni 2024 (peluangnya 83 persen), dengan kemungkinan terjadinya La Nima yg meningkat pada Juni-Agustus 2024 (62 persen).

International Research Institute for climate prediction (IRI) serta menyatakan “mayoritas model menunjukkan El Nino hendak bertahan sampai Maret-Mei 2024 dan juga serta kemudian bertransisi ke ENSO-netral pada bulan April-Juni.”

Setelah periode singkat kondisi ENSO netral, sebagian besar model iklim menunjukkan transisi ke La Nina, yg biasanya memicu banyak hujan, sekitar Juli–September.

Efek membuat mudik

Eko Prasetyo, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, mengungkap El Nino dan juga La Nina ini berdampak pada potensi hujan di jalur mudik Jawa Tengah dan juga serta Jawa Barat.

“Ada potensi hujan lebat di beberapa wilayah yg mesti kami cermati atau waspadai, di antaranya di sebagian ruas jalur mudik di Pulau Jawa. Terutama di ruas atau daerah Jawa Tengah dan juga serta Jawa Barat, ini terdapat potensi hujan lebat menjelang lebaran atau pas mudik,” kata Eko di dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Hari Selasa (2/4).

Selain itu, kondisi serupa terjadi di beberapa wilayah Sumatera dan juga serta serta sebagian besar Kalimantan Barat dan juga serta Kalimantan Tengah. Kemudian, sebagian besar Sulawesi, sampai sebagian besar Papua.

Eko menyinggung fase pancaroba yg terjadi di Indonesia saat ini yg membuat cuaca hendak sangat cepat berubah.

“menjadi memang ini ialah bagian berasal dari beberapa parameter global yg semakin cepat berubah, terutama sebagaimana pemicu ialah adanya El Nino dan juga serta La Nina, ini yg menjadi catatan kami saat ini indeksnya menengah,” jelas dia.

“Ini tentunya hendak memengaruhi semua ini serta bagian berasal dari sebab terjadinya atau Karena berasal dari adanya perubahan iklim yg memang kami mesti siapkan adaptasi dan juga serta mitigasinya,” tandas dia.

[Gambas:Video CNN]

(dmi/arh)

Sumber Referensi & Artikel : Berbagai Sumber
Saksikan video pilihan berikut ini: